SET YOUR CIRCULAR TREND
Initiatif Photography Project
Karya: Devina Ranlyca
Upcycling adalah salah satu usaha penanggulangan limbah pakaian melalui proses pengubahan sampah pakaian yang sudah tidak terpakai menjadi produk lain yang fungsional. Upcycling adalah salah satu cara untuk mengurangi sampah pakaian yang dapat dilakukan oleh kita sendiri sebagai konsumen pakaian, namun perspektif upcycling di Indonesia masih memiliki beberapa hambatan. Kesadaran masyarakat akan penanganan limbah fashion di Indonesia masih sangat rendah. Termasuk produk hasil upcycle yang masih ditutupi dengan stigma negatif. Masyarakat masih memandang sebelah mata produk-produk hasil upcycling karena bahan bakunya adalah bahan bekas. Mereka menganggap produk hasil upcycling kotor dan dapat menyebarkan penyakit yang didapatkan dari pengguna sebelumnya. Selain masalah stigma negatif dengan produk upcycling, sebagian besar masyarakat Indonesia tidak mengetahui alternatif ini dalam mengolah sampah pakaian mereka. Kebiasaan yang paling umum yang dilakukan masyarakat adalah mendonasikan pakaian mereka atau dibuang langsung karena mereka tidak tahu kemana sampah pakaian tersebut harus dialihkan. Dalam donasi, alternatif ini juga dapat menimbulkan masalah seperti penumpukan pakaian yang tidak dipakai oleh orang yang menerima donasi dan malah menyebabkan penimbunan sampah pakaian yang akhirnya juga dibuang ke TPA. Berdasarkan data dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2019, Indonesia menghasilkan 2.3 juta ton limbah pakaian. Namun, hanya 0.3 juta ton yang di daur ulang atau digunakan kembali, sedangkan sisanya berakhir di TPA atau dibakar. 2 juta ton limbah pakaian tersebut adalah pakaian bekas yang sudah tidak digunakan lagi (post-consumer waste). Dengan peningkatan fenomena fast fashion secara internasional termasuk di Indonesia, angka ini akan terus meningkat sekitar 70% pada tahun 2030 bila tidak terjadi perubahan. Jakarta sebagai kota terbesar di Indonesia dan pusat aktivitas belanja dan kegiatan fashion, merupakan tempat dimana limbah pakaian paling banyak dihasilkan. Untungnya, banyak orang yang sudah mulai sadar akan pentingnya hidup dengan menggunakan barang-barang sustainable atau ramah lingkungan. Berdasarkan research yang dilakukan di Universitas Diponegoro, masyarakat Indonesia berminat untuk membeli pakaian dari dari brand fashion yang lebih ramah lingkungan, sehingga bila kesadaran masyarakat akan produk upcycling ditingkatkan dan stigma negatif dari produk upcycling dapat diatasi, produk ini memiliki potensi untuk menjadi tren baru, mengingat konsumen Indonesia sangat terpengaruh dengan on-going trends. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda di Jakarta akan kegiatan upcycling dan mengatasi stigma negatif akan produk upcycling dengan meyakinkan masyarakat bahwa produk upcycling juga dapat trendy dan modern, kita dapat mengurangi limbah pakaian yang berakhir di tempat pembuangan akhir dan mendukung circular fashion dalam kehidupan sehari-hari.
Published at :
SOCIAL MEDIA
Let’s relentlessly connected and get caught up each other.
Looking for tweets ...