Menjadi seorang desainer itu indah. Kita dianugerahi sensitivitas atau pun dilatih untuk sensitif terhadap lingkungan sekitar. Kita mengambil inspirasi dari apa yang dilihat, didengar, disentuh, dicium, dicicip, dan dirasa untuk kemudian diolah menjadi sebuah karya desain yang semoga bisa memberikan kembali sesuatu yang positif kepada lingkungan sekitar.
Mata kuliah design & material berusaha mengasah sensitivitas itu melalui tugas “5 Senses Visualization.” Para mahasiswa diminta untuk mengunjungi restoran/café favorit mereka. Di sana mereka belajar untuk menyadari betul apa yang mereka lihat, dengar, raba, cium, cicip dan rasakan untuk diolah menjadi elemen desain dasar (titik, garis, bidang) dan dikomposisikan berdasarkan prinsip desain dasar.
Tasya Putri memilih Cliq Café sebagai café favoritnya. Pengalaman secara langsung di café itu, membuat Tasya menyimpulkan rasa Cliq Café adalah feminine dan cozy. Ia mengambil beberapa foto untuk mendokumentasikan apa yang ia lihat, meresapi apa yang ia lihat dan mengolahnya menjadi visual.
Ia memesan makanan dan minuman untuk menyimpulkan rasa yang tercipta dari apa yang ia cicip dan sekali lagi ia mengolahnya menjadi visual.
Begitu pula dengan apa yang Tasya dengar. Sedikit bertentangan dengan mood cozy dan feminine, suara yang terdengar di café ini sedikit bising karena ramai pengunjung. Perpaduan mood yang saling bertentangan itu ia olah menjadi visual yang kasat mata.
Semua alternatif visual tersebut dikombinasikan menjadi kesatuan komposisi visual yang merepresentasikan Cliq Café.
Tugas ini tidak dapat semata dinilai dari hasil akhirnya (di mana dapat diperdebatkan oleh beragam individu karena pengalaman yang dirasakan berbeda), tetapi proses yang dialami masing-masing mahasiswa dalam mengasah sensitivitas dan mengolahnya menjadi sebuah karya visual.
—–
Ditulis oleh: Angela Oscario
Last updated :
SOCIAL MEDIA
Let’s relentlessly connected and get caught up each other.
Looking for tweets ...