CITY RUINS
Initiatif Photography Project
Karya: Andreas Samuel
Setiap rumah tangga pasti memiliki berbagai macam barang elektronik. Setiap tahunnya, banyak dari kita yang memutuskan untuk membeli barang elektronik baru baik itu televisi, handphone, mesin pembuat kopi, kulkas…dan lainnya. Alhasil, semakin banyak barang elektronik yang rusak, tidak dipakai, atau bahkan dibuang begitu saja ke tong sampah. Komponen yang dimiliki barang-barang elektronik mengandung banyak material beracun yang dapat berdampak buruk bagi manusia maupun terhadap ekosistem (alam). Baik itu pencemaran terhadap udara, air, tanah, bahkan sampai menyebabkan kerusakan organ tubuh manusia. Permintaan (demand) dan pemakaian barang elektornik yang begitu banyak di rumah tangga, dapat menyebabkan masalah bagi lingkungan jika tidak di daur ulang dengan baik. Permasalahan e-waste atau limbah elektronik ini menjadi masalah besar yang harus segera diatas oleh pemerintah. Tidak hanya pemerintah, tapi kita sebagai masyarakat Indonesia harus berkontribusi untuk mengurangi limbah elektornik yang semakin menumpuk. Masalah e-waste ini menjadi masalah kritis karena berdasarkan metode Material Flow Analysis (MFA), akumulas limbah elektornik yang dihasilkan dari rumah tangga di Indonesia pada tahun 2025 dapat mencapai 622.000 ton. Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa rata-rata laju pertumbuhan e-waste di Indonesia adalah 14,91% setiap tahunnya. Potensi pertumbuhan sampah elektronik ini harus didukung dengan pengolahan limbah elektronik yang tepat guna untuk mencegah potensi pencemaran lingkungan yang lebih parah.
Published at :
SOCIAL MEDIA
Let’s relentlessly connected and get caught up each other.
Looking for tweets ...