Pelajaran Fotografi, Pembekalan Visual Yang Masih Penting
Dengan meningkatnya kemajuan jaman, fotografi kini menjadi bagian dari hidup kebanyakan manusia modern dalam aktivitas sehari-harinya. Berbagai jenis smartphone pun dibekali dengan fitur kamera, yang tidak hanya dapat mengabadikan sebuah objek atau kenangan, namun juga dapat merekam media bergerak atau video. Dalam kemajuan jaman seperti ini, orang-orang pun kini jauh lebih mudah untuk mempelajari cara memotret. Lantas, apakah pelajaran fotografi masih relevan dengan kemudahan informasi masa kini ?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, harus dilihat dulu kebutuhan fotografi seperti apa yang diminati oleh fotografernya. Asumsi penulis adalah, sebutan “fotografer” kini dapat berlaku bagi semua orang yang memiliki kamera digital dan memiliki kemampuan basic untuk memotret. Perlakuan kebutuhanfotografi jaman sekarang juga sudah berbeda dibanding jaman kamera film. Fotografer kini dapat menagih biaya editing kepada pelanggan sebagai bagian dari jasa fotografinya sebagai imbas dari teknologi digital.
Kemudian pertanyaan selanjutnya, apakah fotografer jaman sekarang membutuhkan sebuah pendidikan fotografi yang formal untuk menciptakan karya yang menghasilkan uang maupun karya seni ? Maka jawabannya bisa dikatakan tidak. Penulis pun memiliki banyak teman fotografer yang berangkat dari otodidak menjadi fotografer profesional yang sanggup mendatangkan banyak rezeki. Lalu apakah harus ada pendidikan fotografi di institusi pendidikan, terutama dalam jurusan-jurusan yang berhubungan dengan karya visual seperti Desain Komunikasi Visual, Advertising, Marketing dan lain-lain, apabila fotografer bisa belajar secara otodidak ?
Jawabannya adalah ya, dan akan saya bagi menjadi poin-poin berikut :
- Fotografer otodidak dengan yang belajar fotografi secara formal akan memiliki skill set yang berbeda dalam menentukan sudut pandang karya foto secara estetika. Tidak berarti yang otodidak jelek, tetapi fotografer yang profesional biasanya memiliki lebih banyak akal untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dengan tetap menjaga estetika foto. Hal ini dimungkinkan karena fotografer yang belajar secara formal biasanya mendapatkan pengetahuan tentang hidup dan karya fotografer pada masa dahulu, membuat riset, mencari solusi untuk berbagai permasalahan foto yang mungkin terjadi, dan tentunya dibekali assignment atau tugas yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu, sehingga bisa terbiasa dengan deadline.
- Berdasarkan pengalaman saya sendiri, fotografer yang mendapatkan pendidikan secara formal biasanya lebih mengetahui logika pencahayaan, apalagi yang berhubungan dengan studio lighting. Sehingga untuk fotografi komersil biasanya hasilnya bisa lebih memenuhi standar yang tinggi dari perusahaan. Skill dalam studio lighting sangat menentukan mood dan detail dari objek, yang tentunya sangat sulit untuk didapatkan dengan cara digital atau editing. Tentu saja, sebagai fotografer seharusnya lebih lama berada di belakang kamera, bukan di belakang komputer.
- Untuk urusan karya visual, melalui fotografi mata kita dibiasakan untuk mengerti grid, angle, perspektif dan penempatan objek, sehingga dari segi estetika dapat diaplikasikan ke karya visual yang lain seperti design, editing, dan lain-lain. Bahwa, misalnya, penempatan objek itu tidak selalu di tengah, tetapi bisa di pinggir sebuah frame / layar / kertas, dan masih banyak contoh lainnya.
Itulah beberapa hal yang menurut penulis cukup menjelaskan akan pentingnya pendidikan fotografi bagi mereka yang mempelajari dunia visual ataupun berkecimpung di dalamnya. Tetap semangat dan jangan lupa memotret !
Published at :