Iming-iming

Pergulatan merk kamera di pasar, membuat gusar konsumen. Pasar mengintimidasi kantong konsumen pengguna kamera. Seri kamera terbaru hadir dengan segala kecanggihan yang ditawarkan hingga membuatnya silau. Tawaran kemegahan desain, besarnya mega pixel, karakteritik warna yang dihasilkan dan kwalitas sensor yang dimilikinya membingungkan konsumen dalam mengkonsumsi kamera. Permasalahan sekarang tidak hanya berhenti dalam memilih merek apa yang bagus, tetapi lebih kepada seri mana yang lebih bagus, sementara seri kamera bermunculan begitu cepatnya, kamera yang kita beli sebulan lalu tiba-tiba usang karena munculnya seri baru. Tanpa mengkonsumsi seri yang terbaru seakan kita tidak bisa menghasilkan foto yang bagus. Sebenarnya kita hanya lapar mata dan terbebani dengan kebutuhan pemenuhan life style semata, tidak terhubung dengan kemampuan fotografi. Kita harus memahami bahwa kekuatan fotografi untuk memproduksi gambar lebih penting dari pada kamera itu sendiri. Semua kamera bisa jadi sama hasilnya kalau kita bisa menyiasati prosesnya. Untuk mencapai warna tertentu kalaupun tidak bisa dihasilkan secara langsung dari kamera yang kita miliki, masih bisa dikejar dengan editing secara digital dikomputer. Dengan konsep yang sangat rumit dan hanya bisa dihasilkan kamera tertentu pula, kita seharusnya bisa secara fleksibel mengubah konsep yang sesuai dengan alat yang kita genggam. Seberapa besar mega pixel yang kita butuhkan, pada kenyataannya waktu digunakan untuk kepentingan giant banner, akan di print dengan 40 – 20 dpi. Billboard yang biasa kita lihat di pinggir jalan memiliki jarak pandang rata-rata 100 hingga 200 meter, dengan begitu gambar yang kasar (low res) tetap tampak bagus dimata kita (kalau nggak percaya lihatlah billboard ketika akan dipasang dalam jarak 1 M). Kebijaksanaan kita dalam mengkonsumsi kamera sangat dibutuhkan, agar kita tidak silau membabibuta. Kreatif itu apabila mampu memaksimalkan yang ada dengan hasil yang istimewa. kalau segalanya ada dan terpenuhi sesuai yang kita inginkan, semua orang juga bisa. Fotografi itu sebenarnya terletak pada cara memproduksi gambar dengan konsep yang kreatif, bukan cara mengkonsumsi kamera yang mahal.
Salam fotografi kawan!