Kain Sarung
Kain penutup aurat bagian bawah yang di Indonesia lebih dikenal dengan
sebutan sarung. Pemakaiannya saat ini hanya terbatas pada aktifitas religi untuk menunaikan sholat, serta beberapa upacara tradisi. Mundur kebelakang kain sarung sangat akrab dengan kehidupan kita masyarakat nusantara dan beberapa bangsa lain. Dibeberapa negara sarung disebut juga dengan; lungi, dhoti, telugu, lamba, capulana, zambias dan masih banyak lagi sebutannya. Penggunaan kain sarung di nusantara dapat kita lihat pada banyak relief di candi-candi baik budha maupun hindu. Meskipun budaya menggunakan sarung dimiliki oleh banyak negara, namun masing2 memiliki kekhasan dalam teknik penggunaannya dan jenis ataupun motif kainnya. Kain lurik di tengarai menjadi salah satu jenis kain tertua di nusantara mengingat beberapa artefak yang merujuk keberadaannya, kemudian disusul oleh kain batik. Kedua2nya diciptakan dalam bentuk lembaran jadi, bukannya gulungan atau rol2an yang bisa dipotong seenaknya. Pada kain tersebut jelas dimana depan dan dimana belakang kain, hal ini akan berbeda jikalau kita memotong kain gulungan, sehingga pemakaiannya akan membingungkan. Begitulah kain sarung kawan.
Salam kreatif.
Buku karya AJ Bernet Kempers koleksi perpustakaan UGM
lukisan koleksi istana Water spies 1936, yang menggambarkan kehidupan dizaman pembangunan borobudur
Published at :