COPYWRITER DAN ART DIRECTOR
Dalam dunia kreatif periklanan, dikenal dua sosok penting. Mereka adalah copywriter (si penulis teks iklan) dan art director (si perancang visual). Apa bedanya? Nah, tulisan pendek ini juga dipengaruhi kisah nyata penulis (yang berbasis visual) saat pernah bekerjasama dengan seorang CW di sebuah agensi kecil.
Pada suatu hari, penulis merasa ada yang salah nih sama CW, karena dia menganggap urusan teks, headline, slogan, bodycopy, dan yang sebangsanya itu adalah urusan CW. Wilayah teritori CW yang tidak bisa diganggu gugat. Sementra itu, tugas AD adalah visual saja! Saat itu, penulis berusaha mendiskusikan ide sebuah iklan. Nah, apakah begitu?
Sebenarnya, dan seharusnya, Copywriter (CW) harus paham konsep. Art director (AD) juga. CW memiliki basis mengolah dan mengelola teks, di antaranya adalah menulis headline, menulis radio script, menulis storyline, dan sebangsanya itu. Seorang copywriter berperan untuk merangkai kata-kata yang menyertai materi tersebut. Kata-kata yang ditulis pun harus menarik target audience yang dituju, dan memicu pembacanya untuk mencoba atau membeli produk yang diiklankan.
Sementara, art director bertugas untuk ‘membangun’ sebuah visual yang menarik. Art Director lebih banyak berperan pada urusan mengulik visual. Membolak-balik buku Image Bank, browsing internet, selalu up date dengan hardware/software baru dan terlalu tenggelam pada eksekusi. Seorang AD harus mahir pada craftmanship dan mampu mengeksekusi materi secara detil. Seorang art director bertanggung jawab akan aspek visual dalam sebuah iklan, baik itu elemen desain gambar, foto, atau layout. Ia juga bertugas untuk mengarahkan sekaligus bekerjasama dengan graphic designer serta visualizer untuk mewujudkan konsep visual yang dibuatnya.
Di antara fungsinya masing-masing itu, terselip mitos persaingan di aantara keduanya. Katanya persaingan mereka seperti angin. Tidak terlihat namun dapat dirasakan. Masing-masing kerap terlalu kuat mempertahankan egonya, merasa paling penting dalam tim kreatif. Sampai sekarang pun selalu ada banyak pertanyaan tentang komposisi juri sebuah lomba iklan, berapa orang yang art base dan berapa yang copy base. Waduuuh…
Tetapi apapun itu, dalam kesehariannya, art director dan copywriter adalah partner dalam tim kreatif. Selebihnya, seorang copywriter dan art director harus bisa bekerjasama mengolah brief dari klien menjadi iklan yang keren, kreatif dan berdaya jual. CW dan AD adalah the dream team. Titik.
–
Sumber:
https://www.kompasiana.com/budiman_hakim/551871858133118f669dee72/art-director-vs-copywriter
https://id.prosple.com/career-planning/serunya-menjadi-junior-creative-di-advertising-agency
buku Saya Pengen Jadi Copywriter – Budiman Hakim
Published at :
SOCIAL MEDIA
Let’s relentlessly connected and get caught up each other.
Looking for tweets ...