Surreal Narrative Michelle Watt
Seorang fotografer yang berbasis di Brooklyn dan San Francisco. Wanita kelahiran Hong Kong ini,merupakan salah satu fotografer yang menghasilkan karya bergaya surreal narrative. Karyanya cenderung menampilkan tema kebebasan keanggunan dan kecantikan Wanita.
Karya potret dan fashionnya melahirkan cerita tentang pengalaman-pengalaman perempuan minoritas, dengan tujuan meningkatkan suatu standar kecantikan dan budaya yang lebih baik, yang dipengaruhi oleh latar belakangnya sebagai seorang keturunan Chinese Americannya. Passionnya untuk menceritakan suatu konsep yang mayoritas tentang pengalaman Asian American yang bermakna, dibangun dari detail-detail kecil yang dipikirkannya dalam persiapan membangun image dalam karya visualnya.
Bagian besar dalam karirnya masih tentang marketing, penawaran dan administrasi, namun tetap bagian yang terpentingnya saat Michelle memulai proses mencari idenya, dengan mengumpulkan image-image untuk merumuskan idenya. Dia mengandaikannya seperti menulis bebas; menulis untuk mendapatkan sesuatu, menulis untuk memberi bentuk pada sesuatu yang belum terbayang apa. Kadang dari film, kadang dari bagian dalam novel, dan hampir selalu dia menyertakan foto atau visual.
Setelah bagian dari proses ini berlangsung, saat itulah sebuah ide tema cenderung. Michelle biasanya hanya akan mengerjakan sesuatu yang melibatkan emosinya, sesuatu yang berhubungan dengannya secara pribadi dan lebih baik dibicarakan melalui gambar daripada kata-kata. Oleh karena banyak referensi itu , karya Michelle didominasi nuansa cinematis yang dipersiapkan matang mulai dari desain set hingga kostum, rambut, tata rias, dan casting untuk media ceritanya.
The Wait, misalnya, adalah rangkaian foto fashion yang terinspirasi oleh koleksi furnitur Atelier Aveus dengan nama yang sama. Kontemplatif dan melamun, proyek Michelle merekam seorang wanita muda yang terlantar di ruang tunggu surealis saat bepergian. Dia sendirian, dalam posisi diam atau dengan aneh menyandarkan kepalanya di lengan kursi. Di sini, penantian digambarkan sebagai metafora untuk keadaan “introspektif”, mengungkapkan ketegangan yang terjadi antara sabar dan tidak sabar, tenang dan hiruk pikuk. Di ruangan ini, dia sendirian dan mulai merasakan kegilaan “kontemplasi, kepasifan, dan distorsi waktu”. Seiring berjalannya cerita, ruang tunggu menyatu dengan ruang ganti, tempat perlindungan di mana seorang wanita aman untuk terurai dan terlepas.Serial potret Lunar Geisha, adalah serial foto surealistik yang mengisahkan metafora kedewasaan seorang Geisha. Menjadi seorang wanita Amerika keturunan Asia Timur memiliki cerita pribadi yang terbungkus dalam identitas ras dan gender. Visual ini menunjukkan cara Michelle dilihat, caranya ingin dilihat, dan caranya melihat diri sendiri, dalam konteks masyarakat tradisional dan kontemporer.
Menggunakan Geisha sebagai metafora untuk merujuk pada ikonografi yang gamblang dan lugas yang menggambarkan “wanita Asia yang diseksualisasikan”, foto-foto ini mencerminkan stigma yang diberikan oleh masyarakat yang berbeda pada wanita Asia Timur. Setiap adegan dalam serial ini mewakili usia tertentu dalam pertumbuhan dan menunjukkan reaksi masing-masing terhadap transformasi tersebut. Menggunakan perkembangan detail-detail yang menjadi simbolisasi dari usia kepolosan yang kekanak-kanakan, melalui fase remaja yang memberontak, dan akhirnya ke masa kewanitaan yang mekar penuh.
Dari foto-fotonya sering kali Michelle menceritakan caranya mengatasi trauma masa lalu sebagai minoritas Asian American. Dengan mendekonstruksi dan menciptakannya kembali dalam suasana surealis dalam settingan fotonya, menggabungkan baik dan buruk, hal yang semula buruk, akan menjadi tampak lebih mudah dicerna atau bahkan dapat diterima. dan menghsilkan karya yang mengagumkan dari suatu hal negatif.
Published at :
SOCIAL MEDIA
Let’s relentlessly connected and get caught up each other.
Looking for tweets ...