IN DEBT KARMA
Initiatif Photography Project
Karya: Angelia Wong
Lifestyle Sustainable Living sering kali membahas tentang bagaimana caranya agar kita dapat hidup lebih baik, dari segi lingkungan, sosial, budaya dan bahkan sampai dalam masalah keuangan. Untuk kali ini saya ingin mengangkat salah satu isu yang sudah menjadi sebuah permasalahan yang cukup besar didalam kehidupan masyarakat Indonesia, yaitu kebiasaan buruk mengkonsumsi produk/jasa secara berlebihan dan tidak berkesadaran atau pendeknya, konsumtif dan boros. Akibat dari kebiasaan buruk konsumtif sehari-hari yang kita lakukan, tanpa tidak disadari maupun disadari kita menambah begitu banyak limbah perharinya. Kurang nya mindfulness dalam pemilihan produk juga menjadi salah satu faktor pemicu. Seperti yang kita ketahui industri maupun market selalu memproduksi barang dalam muatan yang besar, karena sebenarnya industri tidak pernah tau seberapa banyak konsumer yang akan membeli produk mereka, maka dari itu sering kali industri memiliki sebuah pahaman “lebih baik memiliki produk lebih, daripada kekurangan produk”, yang kedua juga karena adanya demand yang tinggi dari masyarakat. Demand yang tinggi oleh masyarakat tidak selalu karena sebuah kebutuhan, dalam era masa kini sering kali pola konsumsi kita terhadap produk terpengaruhi oleh trend dan juga kehidupan sosial kita, yang membuat kita mengambil keputusan yang kurang rasional dalam mengkonsumsi barang, dan hal ini sangat bertentangan dengan jejak positif karbon serta hidup berkesadaran. Begitu banyak dampak dari habit buruk konsumtif masyarakat di Indonesia yang sudah terbukti adanya, kisaran perhari-nya Indonesia menghasilkan 175.000 ton sampah dan yang dapat di daur ulang masih sangat sedikit, beberapa persentase sampah terbesar yang ada adalah kemasan produk, baju, dan kemasan kebutuhan rumah tangga lainnya dan pada akhirnya Indonesia juga menjadi salah satu negara terbesar penyumbang sampah plastik di dunia. Apabila kita tidak berusaha untuk menghilangkan habit konsumtif yang kita miliki permasalahan ini tidak akan ada akhirnya dan akan menjadi lebih mengkhawatirkan, terutama untuk kebaikan negara.
Published at :
SOCIAL MEDIA
Let’s relentlessly connected and get caught up each other.
Looking for tweets ...