Warta rasa dalam warta fakta
1/320s, f/8, ISO100, FL 95mm, PS: Fine Detail
Canon EOS R, RF 24-105mm
(Dalam foto. 2) keinginan saya untuk menceritakan jaringan kabel (listrik, telp dll) yang bertumbuh dalam setiap tahunnya. Realitas yang mencengangkan, melihat populasi pertumbuhan jaringan kabel semakin dahsyat. Setiap tahun saya selalu mengabadikannya dengan angel yang berbeda. Keinginan untuk bertutur visual melalui sebuah fakta unik yang belum tentu di tempat lain ada.
(Dalam foto. 1) ditengah2 upaya menyusun cerita visual berdasarkan realitas semrawutnya jaringan kabel, munculah intensi rasa. Rasa yang terbangun dari konteks personal, berkelindan dalam jaringan pengalaman, menumpuk dan mudah tersulut. Dalam tahap ini, tujuan awal menyusun cerita berdasarkan fakta, lenyap sudah. “Garis” adalah salah satu jaringan pengalaman yang kuat bersemayam dalam konteks saya. Pengalaman masa kecil disebuah kota yang kaya akan komunitas olah kartunnya. bau tinta bak dan romansa goresan garis melalui kuas maupun pena, menumpuk tebal di area bawah sadar. Melalui framing viewfinder, menjadikannya warta rasa yang intersubjektif. Sekelebat muncul bayangan silang garis dari Piet Mondrian, tumpukan dan sengkarut garis instalasinya Vladimir Tatlin, juga semrawutnya olah gores polloc. Kisah semrawutnya jaringan kabel listrik sudah tidak lagi penting dalam tahap ini.
Manusia berada dalam jalinan lingkungannya yang saling terkait, pengaruh dan mempengaruhi. Itulah konteks yang dimiliki oleh setiap individu dengan keunikan dan perbedaannya. Dalam kasus foto.1 tidak akan pernah terjadi kalau saya tidak terelasi dengan konteks “dunia garis” yang saya lalui.
Intersubjektivitas sangat berpengaruh dalam penajaman rasa. Konsep dalam berkarya tidaklah “eureka” beranjak dari titik nol. Konsep adalah letupan2 jaringan rasa yang terkoneksi dan menumpuk melalui jalinan waktu. Konsep takkan bisa dipaksa ada dan diada-adakan, kalaupun dipaksakan ada akhirnya hanya akan menjadi sebuah karya yang alakadarnya.
Published at :