Sudah Matikah Fotografi ?
Sudah Matikah Fotografi ?
Dari beberapa forum dan pembicaraan yang saya dengar baik di kalangan awam maupun teman-teman dan kolega saya di bidang fotografi, sering terucap kalimat bahwa fotografi sudah mencapai titik puncak dan akan “habis” dalam waktu yang tidak terlalu lama. Berdasarkan pengalaman saya sebagai praktisi, ditinjau dari segi fotografi yang konvensional, sepertinya memang tidak ada lagi perkembangan yang signifikan dari teknik fotografi secara keseluruhan. Kita tidak lagi menemukan sosok-sosok fotografi yang terkenal pada masanya seperti Ansell Adams, Henri Cartier-Bresson, Richard Avedon, dan lain-lain, dimana pada masanya mereka banyak menemukan teknik-teknik baru dalam dunia fotografi yang masih dapat diterapkan hingga masa kini. Praktis, perkembangan yang dapat dilihat dari fotografi pada masa kini adalah peningkatan teknologi pada kamera digital yang tentu saja dapat membantu para fotografer agar lebih mudah mendapatkan foto yang diinginkannya. Contohnya antara lain meliputi peningkatan batas ISO, penambahan dan peningkatan kualitas video, image stabilizer, dan masih banyak lagi. Dimana hal-hal tersebut lebih bersifat teknis tetapi tidak meningkatkan ilmu fotografi itu sendiri.
Lalu, apakah fotografi sudah “mati” ? Fotografi konvensional mungkin sudah sulit berkembang, walaupun seperti trend “retro” yang ada sekarang, suatu saat akan digemari lagi. Namun secara kreativitas, fotografi dapat dikembangkan menjadi bentuk lain yang didasarkan pada media fotografi. Dalam beberapa waktu ke depan, Universitas Bina Nusantara jurusan DKV-Animasi berencana menerapkan keilmuan fotografi ini dalam bentuk virtual / digital, dimana “fotografer” dapat menentukan sudut pandang, pencahayaan, maupun posisi objek melalui sebuah program di computer. Salah satu langkah yang mungkin tidak akan populer di kalangan fotografer konvensional, namun harus diakui dapat tetap membuat generasi berikutnya “melek” fotografi walaupun medianya sudah berbeda. Sekian pemikiran saya seorang dosen fotografi sekaligus praktisi.
~ Randy Indra Pradhana
(Ilustrasi diatas diambil dar Lourcey Photography)
Published at :