Sefaham dan Seabai
# Refleksi bagi mereka yang sedang belajar fotografi
Aneka warna dengan segala sepektrumnya dapat kita bedakan, tandai dan rasakan karena adanya cahaya. Hadirnya cahaya juga membentuk gelap-terang sehingga volume objek terbentuk. Tanpa hadirnya cahaya dunia menjadi gelap gulita. Begitu juga fotografi yang terikat dengan proses perekaman visual. Tanpa cahaya kita tidak mungkin merekam indahnya warna dan beragam bentuk menarik. Saya yakin dengan logika sederhana tersebut semua orang secara terang benderang memahaminya. Dalam kasus pemula dalam fotografi hal tersebut hanya dipahami sebatas teori, faktanya menjadi berbeda ketika kamera sudah ditangan dan diarahkan kesebuah objek. Cahaya hanya disyaratkan semata keberadaannya, bukan menjadi bagian penting dalam pemotretan. Konsentrasi terhadap objek kelewat besar sehingga meniadakan beradaan cahaya. Kalaupun hasil pemotretannya kurang bagus (agak gelap) kamera sealalu disalahkan karena kwalitasnya. Perlu diingat dengan seksama, variable dalam pemotretan ada 3: Fotografer/kamera – Objek – Cahaya, ketiganya harus selalu ada dengan porsi sama kuat. Mungkinkah kita memotret tanpa ada objeknya, atau ada objek, ada cahaya tetapi tidak ada Fotografer/kamera, tentu tidak. Cahaya dalam pemotretan harus ada dan diadakan bahkan dengan setrategi khusus untuk mengatur dengan segala siasat. Cahaya tidak sekedar hadir keberadaannya, tetapi perlu dipikirkan; asalnya, arahnya dan kwalitasnya. Melalui cahaya kreativitas (Storytelling, Mood dan konsep visual) foto dapat diwujudkan.
Percayalah kawan hal ini adalah masalah sederhana yang sangat kita fahami tetapi selalu kita abaikan dalam praktiknya.
Salam fotografi kawan!
Published at :