Permainan Anak Jaman Dulu (Tugas Fotografi)
Permainan anak jaman now dalam bentuk game digital ataupun online jelas lebih menarik secara visual maupun olah siasatnya. Begitulah zaman berganti, meskipun diawal tahun 80’an sudah ada game / permainan semacam ini yaitu “Atari” yang jumlah gamenya terbatas dengan tampilan yang sangat sederhana. Diawal Atari muncul tampilan permainannya hanya berbentuk garis dan titik putih dengan background hitam. Muncullah “Gamewatch” lebih portabel tetapi tetap sama tampilannya kurang menarik. Pada waktu itu bahkan sebelumnya kebanyakan anak-anak nusantara membuat mainannya sendiri dari barang dan perlengkapan yang ada di sekitar lingkungannya. Musim jenis mainan selalu berganti layaknya musim buah. Proses pembuatan mainan menjadi daya tarik tersendiri. Tidak sekedar adu dalam permainan tetapi juga lomba keren-kerenan mainan yang dibuatnya. Teringat dulu waktu kecil ketika musim “ketapel” atau “ketepel” ditempatku menyebutnya dan “bandring” sebutan dirumah nenek di jepara, sebelum berburu burung “emprit”, kami memamerkan keelokan bentuk “ketepel” milik masing-masing anak. Pemilik ketepel yang paling keren mendapat salut dari anak-anak sebaya yang lain, namanya selalu diperbincangkan disetiap obrolan anak.
Semua itu hampir tidak bisa kita jumpai sekarang. Anak-anak asyik memegang HP maupun tablet. Kalaupun kita temui jenis permainan lawasan hanyalah menjadi barang koleksi semata.
Meskipun tidak seru, tidak menarik dan tidak dimainkan lagi, permainan anak jaman dulu layak diperbincangkan sebagai referensi tradisi dan budaya. Muncul keinginan untuk menantang mahasiswa saya yang mungkin selama hidupnya belum pernah memainkannya bahkan mengenal, untuk menjadikannya referensi visual melalui fotografi. Dari sekitar 70 anak mereka tidak boleh menggarap jenis permainan yang sama, masing-masing harus beda. Hasilnya cukup menarik, terutama bagi mereka dalam pencarian referensi dan pengadaan propertinya. Apalagi untuk saya yang memang mengalami masa itu, sungguh menjadi ajang nostalgia yang aduhai. Minimal mereka mengerti bahwa omnya, orang tuanya atau leluhurnya dulu, masa kecilnya diisi denganpermainan semacam itu yang melupakan waktu, makan bahkan belajar seperti anak sekarang memegang HP. Tidaklah ada hari ini dan esok tanpa adanya masa lalu.
Untuk dapat mengenal jatidirinya, mulailah mahasiswa kita dengan menggarap tugas-tugas kuliah bermuatan lokal (banyaknya nggak ketulungan) sebelum mereka mengenal budaya lain dengan fasih. yuk..ah kita berpihak!
Salam Fotografi kawans!
NB: dibawah ini beberapa contoh karya fotografi: Ihsanudin, Alvi, fikri, vania, Jacky, Ajeng, anastasia (mereka yang telah wisuda tahun lalu)
Published at :