Negeri Sembilan Klenteng (Pecinan Semarang)
Beberapa tahun yang lalu sempat membimbing TA mahasiswaku (ananda astrid) dengan projek fotografi – pecinan semarang melalui pendekatan etnografi. Beberapa saat setelah projek ini selesai 400 foto yang terkumpul diterbitkan gramedia – meskipun terseleksi ulang hanya 200an foto dalam buku setebal 231 halaman. Narasi visual dikerjakan ananda astrid dengan cermat dan lengkap. Secara daku sebagai orang semarang saja, seakan menemukan pengalaman baru sisi lain semarang yang lebih rinci.
Projek ini sangat menarik terutama untukku – mungkin karena aku orang semarang. Bagai terhempas nunjauh di dibeberapa puluh tahun yang lalu. Waktu itu dijaman kecilku film kungfu marak di bioskop-bioskop sebelum twenty one. Jagoan kungfu seperti Fu-shan, Lo-meng, Ti-lung dll sangat akrab dan menjadi idola saat itu. Belum lagi beredar buku berisi jurus kungfu sebesar TTS yang dijual di emperan kaki lima bersanding dengan buku tafsir 1001 mimpi. Ilmu meringankan tubuh yang biasa ku sebut gingkang seakan nyata dan mudah dipelajari melalui buku saku tersebut – Belum lagi racun Ko ping Hoo. Ilusi dan imajinasi kehebatan jurus kungfu yang membawaku pada salah satu klenteng dari Sembilan klenteng di pecinan semarang yaitu Tay kak sie. Bayanganku pada waktu itu layaknya filem-filem kungfu, kisah pendekar mencari perguruannya. Hahaha ternyata nggak segitunya, saya datang ke klenteng tersebut dan tidak menemukan para biksu yang sedang berlatih kungfu seperti di cerita saolin temple.
Menarik juga membimbing TA yang projeknya memiliki keterkaitan kuat dengan diriku sebagai pembimbing, berasa lebih syahdu dan aduhai.
Salut buat Ananda astrid, anak bandung yang menggelandang di semarang tanpa teman dan saudara, dengan sabar mampu membingkai negeri Sembilan klenteng.
Pecinan semarang adalah salah satu dari 1340 ethnic group di Indonesia
Salam fotografi kawan!
Published at :