Kertas Daluang
prof Sakamoto peneliti kertas daluang (Kertas kayu), keren banget untuk cetak foto, ia berharap kertas daluang menjadi tuan rumah di negeri sendiri (Indonesia), tragis banget jauh2 dari Tokyo peduli dengan kekayaan negeri katulistiwa ini, dibanding kita yang sebagian besar abai. Daluang, sebenarnya bukan kertas. Kulit kayu daluang dipukuli dengan skill tinggi hingga tipis. Dikenal di Nusantara jauh sebelun mengenal kertas, dan pernah jugak dijadiken bahan pakeyan. Di Pasifik kata untuk bahan kertas daluang adalah tapeh – sama dengan kata Jawa untuk kain yang dikenakan perempuan. Daluang tidak terlalu populer sebagai bahan untuk menulis seperti daun tal. Kertas, yang berasal dari pulp serat yang disaring, sepertinya mangsuk Jawa bersama dengan para marinir Cheng Ho. Jarang ada manuskrip Islam Jawa di daun tal maupun di daluang. Kebanyakan di kertas. Kertas Eropa imporan VOC dari linen dan katun … ada fakta menarik, dari semua jenis bambu di Jawa yang paling baik jadi kertas buatan tangan adalah bambu Ampel. Kertas di Jawa disebut Dluwang. Maka dulu ada istilah Duwit Dluwang, Dluwang Merang, Dluwang Kado, Samak Dluwang, dll. Bahan Wayang Gedok / Beber terbuat dari Daluang seperti yang dimaksud Den Bram di atas kemudian disempurkan melalui penggabungan tenun (gedok / tenun gedok : kain kasar) dan bubur kayu disebut kayu daluang.
Salam kreatif kawan!
Published at :